PLURALISME
A.
Pengertian
Pluralisme
Secara
sederhana pluralisme dapat diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya
keragaman pemikiran, peradaban, agama, dan budaya. Bukan hanya menoleransi
adanya keragaman pemahaman tersebut, tetapi bahkan mengakui kebenaran
masing-masing pemahaman, setidaknya menurut logika para pengikutnya.
B.
Latar Belakang
Lahirnya Pluralisme
Paham
ini muncul akibat reaksi dari tumbuhnya klaim kebenaran oleh masing-masing
kelompok terhadap pemikirannya sendiri. Persoalan klaim kebenaran inilah yang
dianggap sebagai pemicu lahirnya radikalisasi agama, perang dan penindasan atas
nama agama. Konflik horisantal antar pemeluk agama hanya akan selesai jika
masing-masing agama tidak menganggap bahwa ajaran agama meraka yang paling
benar. Itulah tujuan akhir dari gerakan pluralisme ; untuk menghilangkan
keyakinan akan klaim kebenaran agama dan paham yang dianut, sedangkan yang lain
salah.
C.
Ajaran Pluralisme
1. Kesetaraan
atau persamaan (equality). Ajaran
pluralisme agama mengajarkan semua agama sama dan setara, tak ada yang paling
baik dan tak ada yang paling buruk.
2. Liberalisme atau
kebebasan. Ajaran pluralisme agama mengajarkan hak kebebasan beragama, dalam
arti keluar-masuk agama.
3. Relativisme.
Sebetulnya ini adalah implikasi dari kedua watak yang sebelumnya.
4. Reduksionisme. Untuk
sampai kepada kesetaraan atau persamaan, ajaran pluralisme agama telah
meredusir jati-diri atau identiti agama-agama menjadi entiti yang lebih sempit
dan kecil, yakni sebagi urusan peribadi (private affairs). Dengan kata lain
pluralism agama itu berwatak sekular.
5. Eksklusivisme. Ramai
orang yang gagal mengidentifikasi dan memahami watak atau ciri yang satu ini.
Hal ini disebabkan selama ini ajaran pluralisme agama ini diwar-warkan sebagai
anti-eksklusivisme.
D.
Tujuan Pluralisme
Untuk
menghilangkan fanatisme dan jiwa beragama. Sewaktu kecemburuan dan rasa
tanggungjawab keberagamaan yang menjadi penghalang munculnya
pemikiran-pemikiran menyimpang- telah sirna, sedang jiwa toleransi dan
penyederhanaan masalah (tasahul) terus terpupuk hingga tumbuh dengan
subur dan menjadi kokoh pada setiap jiwa manusia sehingga seakan sudah
tidak ada lagi perbedaan antar keyakinan, sakralitas maupun norma-norma pada setiap
pribadi muda-mudi dan person-person masyarakat.
E.
Keterkaitan
dengan Ideologi Lain
Pluralisme tidak akan berkembang tanpa adanya Liberalisme
dalam agama, karena banyak sekali paham-paham Pluralisme yang me-nyimpang dari
nash agama, untuk itu agama perlu ditafsir ulang secara bebas tidak terikat
oleh pemahaman ulama-ulama terdahulu. Liberalisme tidak akan tumbuh bebas dan subur bila sebuah
negara tidak Sekular, karena sifat destruktif atau penghancur dari Liberalisme
terhadap ajaran agama akan terlindungi oleh pemerintahan yang Sekular.
Sementara itu, negara Sekular sangat memerlukan warga
negara yang Pluralis, karena negara akan benar-benar steril dari campur tangan
ajaran agama, pasalnya warga negara yang Pluralis tidak akan lagi berdakwah
untuk mengembangkan agamnya, karena dipikirnya untuk apa berdakwah bila
seseorang beragama apapun sudah terjamin masuk sorga.
F.
Tokoh
Pencetus Pluralisme
Ernst
Troelsch (1865-1923): seorang teolog Kristen liberal. Arnold Toynbee(1889-1975)
pemikirannya hamper sama dengan Ernst Troelsch dalam karyanya An Historian’s
Approach To Religion (1965) dan dan Crishtianity An World Religions (1957).
G.
Keadaan dan Perkembangan Pluralisme Saat Ini
Saat ini
pluralisme menjadi polemik di Indonesia karena perbedaan mendasar antara pluralisme dengan pengertian awalnya
yaitu pluralism. Jika
melihat kepada ide dan konteks konotasi yang berkembang, jelas bahwa pluralisme di indonesia tidaklah sama
dengan pluralism sebagaimana pengertian dalam bahasa Inggris. Dan
tidaklah aneh jika kondisi ini memancing timbulnya reaksi dari berbagai
pihak.Pertentangan yang terjadi semakin membingungkan karena munculnya
kerancuan bahasa. Sebagaimana seorang
mengucapkan pluralism dalam arti non asimilasi akan bingung jika bertemu
dengan kata pluralisme dalam arti asimilasi. Sudah semestinya muncul pelurusan
pendapat agar tidak timbul kerancuan.
Sumber
http://saidaneffendi-darussalam.blogspot.com/2011/08/mencermati-doktrin-dan-ciri-ciri.html
http://riolawe.multiply.com/journal/item/144?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitemhttp://indonesiancommunity.multiply.com/journal/item/3600/P_L_U_R_A_L_I_S_M_E_
http://id.wikipedia.org/wiki/Polemik_pluralisme_di_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar